Sabtu, 22 Agustus 2015

Berita Bola Menumpuknya Pemain Berkualitas sebagai Senjata dan Dilema Benitez

Berita Bola Menumpuknya Pemain Berkualitas sebagai Senjata dan Dilema Benitez

sumber berita Menumpuknya Pemain Berkualitas sebagai Senjata dan Dilema Benitez : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656101/s/4932ab63/sc/3/l/0Lsport0Bdetik0N0Csepakbola0Cread0C20A150C0A80C220C1441430C29984810C14820Cmenumpuknya0Epemain0Eberkualitas0Esebagai0Esenjata0Edan0Edilema0Ebenitez/story01.htm
Menjadi kesebelasan paling produktif musim lalu di gelaran liga Spanyol namun tak menghasilkan gelar apapun jelas menggambarkan persoalan Real Madrid. Total 118 gol yang diciptakan dan kebobolan hanya 38 gol tak mendatangkan trofi apa pun. Mungkin satu-satunya kabar baik adalah Cristiano Ronaldo menjadi penyerang paling subur di liga Spanyol dengan 48 gol, lima gol lebih banyak dari Lionel Messi.

Gelontoran banyak gol di musim lalu itu, sayangnya lebih banyak terjadi ketika mereka menghajar tim-tim semenjana saja. Namun ketika bersua tim-tim kuat seperti Barcelona,  Atletico Madrid, Valencia, Athletic Bilbao bahkan Villareal, mereka harus menanggung malu akibat menelan hasil imbang atau bahkan kekalahan.

Hasil buruk mereka (apalagi setelah masuk bulan Januari) mengindikasikan ada yang tidak beres dengan permainan Real Madrid ketika ditinggal Luca Modric yang cedera. Poros ganda Toni Kroos dan Luca Modric, yang dirancang sebagai motor utama oleh Carlo Ancelotti-pelatih saat itu, tak bisa diemban oleh pemain lain yang bertatus pemain pelapis. Pemain pelapis itu seperti Asier Illaramendi dan Sami Khedira yang kembali ke penampilan terbaiknya usai menderita cedera kambuhan. Isco yang kerap diturunkan sebagai pemain tengah ternyata tak sebaik penampilannya ketika menjadi gelandang serang.

Musim lalu Don Carlo gagal merotasi skuat. Imbasnya, sistem permainan yang diharapkan pun gagal dipraktikkan oleh para pemain pelapis. Tak heran jika ia akhirnya harus didepak oleh sang presiden, Florentino Perez, dan digantikan mantan jebolan akademi Real Madrid, Rafael Benitez.

Kedatangan Benitez dan Kebijakan-kebijakan Transfernya Musim Ini

Meski disambut dengan keraguan berbagai pihak, Rafael Benitez sebenarnya tidak bisa juga dianggap sebagai pelatih kacangan. Prestasi di liga Spanyol pun tidak perlu diragukan. Sudah dua kali ia membawa Valencia ke takhta tertinggi Liga Spanyol pada 2002 dan 2004 lalu. Prestasi di level Eropa-nya pun cukup mentereng, baik bersama Liverpool dan Chelsea yang secara beruntun dibawanya menjuarai Liga Champions 2005 dan Liga Europa 2013 lalu.

CV tersebut, bagaimanapun, seharusnya sudah mampu meyakinkan para Madriditas untuk mempercayakan kemudi Los Merengues musim depan. Setidaknya bisa menahan publik untuk tidak tergesa-gesa menilai.

PR terbesarnya musim ini sangat jelas. Ia mesti mencari formula baru dalama menerapkan kebijakan yang tidak diterapkan Ancelotti lalu: rotasi pemain.

Guna mengaplikasikan kebijakan tersebut, pemain yang dipinjamkan seperti Denis Cherysev (gelandang serang) dan Casemiro (gelandang tengah) yang bersinar bersama Villareal dan Porto di musim lalu, ditarik pulang oleh Benitez untuk memperkuat lini tengah mereka. Rafa Benitez juga menarik kembali dua cantera Real Madrid yang bersinar di tanah Katalunya besama Espanyol, Kiko Casilla (kiper) dan Lucas Vazquez (gelandang serang). Keduanya dipanggil pulang untuk memperkuat posisi kiper sepeninggal Iker Casillas dan guna menambah opsi penyerangan jika Madrid mengalami kebuntuan.

Dengan pulangnya pemain-pemain di atas, plus tambahan amunisi di posisi gelandang serang lewat Mateo Kovacic, Real Madrid praktis kebanjiran stok pemain di lini tengah. Dan kualitas mereka pun cukup mumpuni, atau di atas rata-rata kebanyakan. Melimpahnya stok gelandang itu sangat bisa untuk mengakomodir keinginan dan kebiasaan Rafa Benitez dalam mengaplikasikan 4-2-3-1 atau 4-4-2.
Nuhun for visit Menumpuknya Pemain Berkualitas sebagai Senjata dan Dilema Benitez

Tidak ada komentar:

Posting Komentar